Pilih Mana, Seks atau Cinta?
Seks dan cinta dibutuhkan pasangan dalam membangun relasi. Namun jika diminta memilih antara seks Dan cinta, mana yang lebih dibutuhkan atau diinginkan? Nyatanya, seks dan cinta punya posisi yang sama kuatnya. Keduanya tak terpisahkan, bahkan otak memegang peranan untuk membangkitkan perasaan dan hasrat agar seks dan cinta berjalan seimbang.
Meski seks dan cinta sama kuatnya, namun kecenderungan pada umumnya terdapat perbedaan persepsi pada perempuan dan laki-laki. Perbedaan ini dikarenakan otak laki-laki dan perempuan memang berbeda. Tipikal laki-laki lebih logis dan cenderung kepada visual seks. Sedangkan perempuan lebih sering berkecimpung dengan perasaannya. Perempuan lebih emosional, ingin dilindungi, dan tak ingin ditinggalkan. Sedangkan laki-laki lebih mandiri. Namun toh perbedaan ini tak lantas mengeneralisasikan laki-laki lebih memilih seks dan perempuan lebih memilih cinta.
"Manusia itu personal, kita tidak bisa bilang perempuan lebih memilih cinta atau laki-laki lebih memilih seks. Meski ada cinta, seks belum tentu juga ada di dalam hubungan. Tidak lantas 100 persen bisa mendapatkan seks dari cinta. Cinta tanpa seks bisa saja terjadi, namun memang kasus seperti ini masih minoritas. Di sisi lain, melakukan seks tanpa cinta bisa saja terjadi. Dan hal ini bisa terjadi pada perempuan dan laki-laki. Keduanya bisa melakukan seks tanpa cinta. Justru perempuan lebih mudah menikmati seks tanpa cinta. Sebaliknya, laki-laki akan lebih sulit menikmati seks tanpa cinta, karena laki-laki harus punya keinginan seksual untuk bisa ereksi. Dan kunci hubungan seks pada laki-laki adalah dengan adanya ereksi," jelas seksolog dan spesialis andrologi, dr Heru Oentoeng, SpAnd.
Pilihan antara seks dan cinta seharusnya memang tak pernah ada, karena setiap individu tak bisa memilihnya lantaran keduanya saling menguatkan. Martine Cassagrande, pakar penyembuhan holistik dan pelatih yoga, mengatakan bahwa perempuan maupuan laki-laki mencari sesuatu yang sama. Menurut Martine, laki-laki dan perempuan mencari pasangan yang menarik, yang punya ikatan emosi, terlihat sehat secara fisik, karena pada dasarnya setiap orang mencari pasangan yang sehat untuk memenuhi kebutuhan reproduksi. Meski fisik atau visual penting, namun cinta akan lebih tahan lama karena perasaan cinta lebih mendalam, lebih spiritual yang di dalamnya ada romantisme, rasa peduli, dan bukan sekadar hasrat.
"Tanpa cinta tidak akan ada tujuan. Pasangan memiliki sesuatu yang spesial karena merasa dicintai. Seks bukan sekadar penetrasi karenanya sertakan cinta di dalamnya untuk bisa menikmati seks yang indah. Dan otak bisa dipandu untuk mendapatkan seks yang indah ini, karena otak manusia bisa dilatih," jelas Martine.
Ahli kejiwaan dr Ratna Mardiati, SpKJ, menambahkan manusia bisa memandu otak untuk membangkitkan selera, termasuk di dalamnya hasrat seksual. Jadi, jika menginginkan seks yang memuaskan, setiap individu bisa mengandalkan otaknya.
"Yang harus dibangun adalah relasi dalam berpasangan agar hormon oksitosin keluar. Oksitosin pada perempuan dan laki-laki inilah yang menjadi pemicu kedekatan. Dan seks atau bersetubuh adalah mengenai kelekatan antara dua individu," jelas dr Ratna, menambahkan hubungan saling memengaruhi antara cinta, seks, dan otak inilah yang menguatkan pasangan. "Orang yang tidak memiliki pasangan oksitosinnya cenderung rendah."
Ia juga menekankan pentingnya membangun relasi berpasangan untuk menguatkan cinta dan mendapatkan seks memuaskan sebagai bonusnya.....
0 comments:
Post a Comment
komentar anda sangat penting utk kemajuan blog ini.trimakasih utk kunjungannya...